Tuesday, March 7, 2017

The House of Rothschild & Illuminati

( Part. 18 )


   "Tepat setelah Thansgiving 1949, McCarthy kedatangan tiga orang tamu di kantornya. Mereka '...menunjukan kepadanya ringkasan seratus halaman tentang Subversi Komunis di Amerika Serikat, termasuk penetrasi serius yang dilakukan di Departemen Luar Negeri.

   Laporan, yang sudah disiapkan di bawah arahan dari J. Edgar Hoover (Pimpinan FBI), sudah diberikan ke Gedung Putih, Menteri Luar Negeri, dan pimpinan departemen federal lain yang terkait.

   Laporan itu menjelaskan secara mendetail operasi jaringan mata-mata yang ada di pemerintahan AS dan melibatkan banyak sekali staf Departemen Luar Negeri, sebagian di antaranya adalah staf di posisi SANGAT tinggi.

   Senator McCarthy membaca laporan itu dan merasa sangat syok dengan apa yang diungkapkan di dalamnya hingga ia bertekad untuk MELAKUKAN sesuatu terkait laporan tersebut."' (American Opinion Magazine, Januari 1973, halaman. 63.)

   "McCarthy melihat KONSPIRASI RAKSASA. Kenapa pejabat tinggi di Departemen Luar Negeri dan Menteri Luar Negeri tidak mengungkapkan konsentrasi Komunis jika mereka BUKAN bagian dari konspirasi tersebut?

   Departemen Luar Negeri menjalankan kebijakan resmi AS dengan negara asing. Mungkinkah Departemen Luar Negeri kita sudah diambil alih oleh Komunis untuk membantu menggulingkan pemerintah non-Komunis?

   McCarthy juga mengatakan pada publik Amerika bahwa pada Konferensi Yalta tahun 1945, yang DIRENCANAKAN oleh Roosevelt dan Stalin, Amerika Serikat bukan hanya terlibat dalam Perang Korea, tapi juga dalam Perang Vietnam yang terjadi sepuluh sampai dua belas tahun kemudian.

   Pada tanggal 23 September 1950, McCarthy mengeluarkan komentar :
'Di sini (Yalta) ditandatangani vonis mati pria muda yang akan mati besok (sekitar 10-12 tahun setelahnya) di hutan belantara Indochina (Vietnam). "' (The Unseen Hand, halaman. 311.)

   "Apa yang bisa dibuat dari serangkaian keputusan dan tindakan yang berkontribusi untuk strategi kekalahan?. Kekalahan itu bukan disebabkan oleh ketidakmampuan.."(Fear of Conspiracy, halaman. 4.)

   "Senator McCarthy menyimpulkan bahwa tujuan konspirasi besar ini adalah 'untuk menghapuskan Amerika Serikat dalam urusan dunia, untuk melemahkan militer kita, untuk menyurutkan semangat (tekad) kita dengan omongan tentang penyerahan diri di Timur Jauh, dan untuk merusak tekad kita menolak iblis.

   Untuk tujuan apa? Agar kita merasa muak dan frustrasi dan akhirnya menjadi korban intrik Soviet dari dalam dan korban militer Russia dari luar." (America's Retreat from Victory oleh Joseph McCarthy, halaman. 138)

   "Senator Joseph McCarthy harus membayar dengan reputasi dan nyawanya karena mengungkapkan konspirasi besar ini. Louis Budenz, mantan anggota Partai Komunis, mengatakan ini tentang sang senator: 'Kehancuran Joe McCarthy meninggalkan celah untuk mengintimidasi siapa pun yang berani melawan konspirasi itu.

   Komunis menjadikan McCarthy sebagai simbol guna mengingatkan pemimpin politik di Amerika agar tidak mengusik Konspirasi atau rencana mereka untuk menaklukkan dunia.'" (American Opinion, halaman. 9, dikutip di The Unseen Hand oleh Ralph Epperson, halaman. 315.)

   "Selama Perang Dunia II, pengaruh dan kekuatan Amerika di Timur Jauh tidak diragukan karena militer kita meraih kemenangan atas Kekaisaran Jepang. Militer dan kekuatan angkatan laut AS sangat dominan di Tiongkok, Jepang, Korea, Burma, dan Filipina.

   Tiongkok dipimpin oleh Chiang Kai-shek yang tidak diragukan lagi kesetiaannya pada Amerika. Chiang Kai-shek bersekolah di Amerika dan menginginkan pola Republik Konstitusional yang meniru Amerika.

   Meskipun kekuatan Komunis Mao Tse-tung menjadi tantangan besar...kekuasaan mereka pada tahun 1945 terbatas pada daerah pedesaan di utara Tiongkok. Kemungkinan mereka untuk menang nyaris mustahil.

    Dalam waktu empat tahun, tindakan yang diambil Washington, Departemen Luar Negeri, telah menyia-nyiakan kekuatan militer dan politisnya. Kisah tentang bagaimana ini terjadi merupakan contoh pengkhianatan besar terhadap keamanan Amerika yang dilakukan oleh pejabatnya sendiri." (Newswatch, 4/15/99, halaman. 23.)

   Jenderal MacArthur menyadari apa yang terjadi. "Rasanya sangat sulit bagi sebagian orang untuk menyadari bahwa di sini di Asia adalah tempat di mana konspirator Komunis dipilih untuk terlibat dalam penaklukan global...Bahwa jika kita kalah dalam perang melawan Komunis di Asia, kejatuhan Eropa menjadi tak terhindarkan lagi, menangkan perang itu dan kemungkinan besar Eropa akan bisa menghindari perang dan mempertahankan kemerdekaannya..Kita harus menang. Tidak ada pilihan selain menang."(Jenderal Douglas MacArthur, Reminiscences, halaman. 440, seperti dikutip di Newswatch, 6/1/99, halaman. 14.)

   Terkait masalah ini, Letnan Kolonel "Bud" Farrell, USAF, menyatakan: "Si pengkhianat, Presiden Harry S. Truman sendiri, yang MENOLAK UNTUK MENGIKUTI Jenderal Douglas MacArthur, komandan utama pasukan Perserikatan Bangsa Bangsa di Korea, untuk mengebom jembatan di Sungai Yalu, di mana ratusan ribu tentara Komunis Tiongkok datang untuk membunuh dan melukai tentara kita.

   Truman dan Jenderal Soviet yang berkuasa di Perserikatan Bangsa Bangsa BENAR-BENAR MEMBELENGGU MacArthur dalam segala hal.

   Jenderal MacArthur hanya memimpin pasukan di Korea, bukan memimpin di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa sebagai 'Pimpinan Dewan Keamanan.' Jenderal Soviet yang memegang posisi LEBIH TINGGI DAN LEBIH BERKUASA DARIPADA MACARTHUR dan semua pasukan Perserikatan Bangsa Bangsa yang bertempur di Korea.

   HAL YANG SAMA JUGA TERJADI DI VIETNAM. saat Jenderal MacArthur MENYADARI PENGKHIANATAN PRESIDEN TRUMAN dan Soviet di Perserikatan Bangsa Bangsa, ia melakukan salah satu aksi militer terhebat yang pernah ada di perang modern.

   Aksi MacArthur yang paling berbahaya sekaligus luar biasa adalah pertempuran dan pendaratan laut di Inchon pada tanggal 15 September 1950, yang membuat kekuatan militernya berhasil menghabisi kekuatan Komunis, menghancurkan gudang persediaan mereka, dan membuat Tiongkok Merah, Korea Utara, dan penasihat Soviet mereka lari tunggang-langgang.

   MacArthur tidak pernah meminta izin dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Jenderal Zinchenko dari Soviet) untuk menjalankan operasi militer RAHASIA ini. MacArthur memilih sendiri pejabat militer yang dekat dan setia padanya, dan mereka menutup mulut rapat-rapat sepanjang operasi berlangsung.
 
   Seharusnya, pasukan kita tidak akan pernah memenangi pertempuran mana pun seperti yang direncanakan oleh Jenderal Soviet di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tapi Jenderal MacArthur menyadari pengkhianatan itu dan mengambil tindakan positif bukan hanya untuk menyelamatkan pasukannya dan menghancurkan musuh beserta gudang persediaan mereka, tapi juga menciptakan 'titik balik.' Jenderal Douglas MacArthur diberhentikan dari tugasnya sebagai komandan pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Korea oleh si pengkhianat Presiden Harry Truman.

   Presiden Truman sangat takut pada Jenderal MacArthur hingga tepat sebelum Jenderal MacArthur kembali ke Amerika dari Korea, Truman bersembunyi di Kamp David selama lebih dari tiga minggu karena takut akan dipenjara oleh Jenderal MacArthur, yang merupakan jenderal bintang lima dan menjadi komandan tertinggi semua kekuatan militer di Amerika Serikat.

   Hal itu membuat pers yang sudah dikendalikan di Amerika Serikat memiliki waktu untuk menyerang MacArthur dari segala arah, bahkan sebelum sang jenderal pulang dari Korea.

   Tajuk utama di majalah bulanan Amerika Serikat menjabarkan MacArthur 'seperti Hitler yang pulang ke kedutaan.' Dengan kendali licik atas berita nasional mereka...masyarakat Amerika Serikat [berbalik] menentang MacArthur, orang yang baru saja menyelamatkan nyawa ribuan putra mereka dengan aksi militer yang berani----bertentangan dengan perintah Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam menaklukkan Tiongkok Merah dan Korea Utara di Inchon."

   Jenderal MacArthur diberhentikan karena ia menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Presiden Truman mengatakan, "Dengan penuh penyesalan, saya telah menyimpulkan bahwa Jenderal Douglas MacArthur tidak bisa memberikan dukungan sepenuh hati terhadap kebijakan Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa." (Eldorous Dayton, Give 'em Hell Harry, halaman. 200.) [Tampaknya kebijakan Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak mencakup kemenangan atas Komunisme.]

   "Pertama-tama, kami akan menaklukkan Eropa Timur, kemudian Asia. Setelah itu kami akan memutari Amerika Serikat, yang akan menjadi benteng pertahanan terakhir Kapitalisme.

   Kami tidak harus melakukan serangan. Mereka (AS) akan jatuh ke tangan kami seperti buah anggur yang terlalu matang."(V.I. Lenin, Newswatch, 4/15/99, halaman. 15.)

   "W. Cleon Skousen, asisten direktur FBI J. Edgar Hoover, mendapati bahwa mereka (Komunis) ingin mendiskreditkan FBI dan menghapuskan Komite Aktivitas Non--Amerika.

   Skousen meringkas penemuannya tentang tujuan Komunis melalui penyusupan ke dalam 45 poin.
Poin #33 menyatakan: 'Menghapuskan semua hukum atau prosedur yang akan mencampuri operasi aparat Komunis.'
Poin #34 menyatakan: 'Diskreditkan Komite Aktivitas Non--Amerika.' Kemampuan kita untuk mempertahankan diri dari penyusupan akan hilang." (W. Cleon Skousen, The Naked Communist, seperti dikutip di Newswatch, 6/1/99.)




(Cheryl Jones) --Perang Dunia--


 

 

No comments:

Post a Comment