Friday, February 24, 2017

The House of Rothschild & Illuminati

( Part. 16 )


   Perubahan bertahap ini melibatkan penipuan dan kata-kata bohong yang menjadi bagian dari rencana untuk mengatasi halangan yang dimunculkan negara ini untuk para bankir.

   " Norman Thomas, seorang sosialis yang sudah enam kali mencalonkan diri sebagai kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Sosialis menyatakan, ' Orang Amerika tidak akan pernah mengetahui bahwa mereka mengadopsi paham Sosialisme, tapi  dengan nama Liberalisme, mereka akan mengadopsi setiap bagian dari program sosialis sampai suatu hari nanti Amerika menjadi negara sosialis tanpa mereka mengetahui bagaimana hal itu bisa terjadi. '

   Tiga bulan sebelum kunjungannya tahun 1959 ke Amerika Serikat, Nikita Khrushchev, yang dikemudian hari menjadi diktator Komunisme Internasional kejam dari Illuminati menyatakan, ' Kami tidak bisa mengharapkan orang Amerika untuk berpindah haluan dari Kapitalisme ke Komunisme, tapi kami bisa membantu pemimpin terpilih mereka dengan memberikan dosis kecil Sosialisme sampai mereka terbangun suatu hari dan menyadari bahwa mereka sudah menjadi Komunis. '" ( Newswatch, 4/15/99, halaman. 16. )

   Selama rezim Roosevelt, informasi berikut ini muncul pada bulan Februari 1934 di edaran New American, yang beredar di antara para banker : " Utang harus ditagih dan hipotek harus disita secepat mungkin ! Jika masyarakat umum kehilangan rumah mereka, mereka akan lebih patuh dan lebih mudah diatur. Orang tanpa rumah tidak akan mendebat pemimpin mereka. "

   Pemikiran bahwa Perang Dunia II akan membawa negara keluar dari situasi depresi adalah sebuah kebohongan.

   Persediaan uang bisa meningkat kapan saja. " Mulai dari era Spartacus, sampai Weishaupt, sampai Karl Marx, sampai Trotsky, konspirasi seluruh--dunia untuk menggulingkan peradaban terus berkembang dengan pesat. " ( Winston Churchill. )

   Kembali ke fakta bahwa setelah PD I, dibuat perjanjian yang dikondisikan sedemikian rupa untuk menciptakan situasi yang menguntungkan untuk Hitler, yang terjadi di belakang layar di Jerman adalah seperti ini.

   Setelah PD I, Jerman harus dibiarkan hancur agar bisa disiapkan panggung untuk konflik berikutnya. Kemudian, Rencana Dawes memberikan uang perbankan dan uang para pembayar pajak di AS ke I.G. Farben (yang mendukung Hitler) dikaitkan dengan American I.G. yang dipimpin oleh Paul Warburg, yang merancang Undang-undang Federal Reserve.

   Paul Warburg juga merupakan agen keluarga Rothschild, sekaligus salah satu pemilik Federal Reserve. Saudara lelaki Paul, Max, adalah pimpinan bank sentral Jerman.

   Paul mengalirkan uang kepada Max, yang memberikannya pada Hitler. Meskipun PD II seolah memiliki alasan yang kuat (kebangkitan Hitler), tanpa dukungan moneter dari kartel perbankan internasional, Hitler tidak akan mungkin bisa bangkit dan berkuasa.

   Anthony Sutton, dalam Wall Street and the Rise of Hitler, menyatakan, " Tanpa modal...sejak awal tidak akan ada I.G. Farben, dan hampir dipastikan tidak akan ada Adolf Hitler dan Perang Dunia II. "

   Selain itu, Standar Oil, yang dimiliki oleh Rockefeller, memiliki kerja sama dengan I.G. Farben untuk mencari tahu proses mengubah batubara menjadi minyak, langkah penting untuk usaha perang Jerman.

   Pada tahun 1943, I.G. Farben memproduksi 100% karet sintetis, 100% minyak pelumas, dan 84% bahan peledak yang ada di Jerman. I.G. Farben juga memproduksi gas untuk kamp konsentrasi, sekaligus memberikan 45% dana untuk membantu Hitler berkuasa pada tahun 1933.

   Dulles bersaudara, perwakilan dari pemilik Federal Reserve, bertemu dengan Hitler pada tanggal 4 Januari 1933 untuk memberikan pada Hitler dana yang dibutuhkannya untuk menjadi Kanselir Jerman.

   Salah satu bersaudara itu (yang memberikan dana tersebut ke Hitler) di kemudian hari menjadi Menteri Luar Negeri pada pemerintahan Eisenhower.

   Institusi lain yang membantu Hitler berkuasa adalah Bank of England (dikendalikan oleh keluarga Rothschild)

   John Hargrave, seorang penulis biografi, menyatakan, "Diyakini bahwa Mr. Norman (pimpinan Bank of England saat itu) melakukan semua yang bisa dilakukannya guna membantu Hitler mendapatkan dan mengendalikan kekuatan politik..."

   " Ada cukup banyak bukti untuk mengindikasikan bahwa Hitler tidak berniat menyerang Inggris dan terlibat perang dengan kekuatan yang sangat dikaguminya.....

   Selama Chamberlain menjadi Perdana Menteri Inggris tidak akan ada perang sungguhan dengan Jerman. Pemimpin Jerman dan pemerintah Inggris mengetahui rencana bankir internasional untuk memicu perang besar lagi, dan mereka bernegosiasi untuk bisa menghindarinya.

   Hitler ingin Inggris bergabung dengannya dalam serangan besar-besaran terhadap para konspirator.

   Pers yang sudah DIKENDALIKAN di Inggris mengeluarkan kampanye getir terhadap Chamberlain. ' Kekuatan yang sesungguhnya ' menginginkan Chamberlain menyingkir agar mereka bisa menjalankan perang.

   Di bawah berondongan propaganda, Chamberlain dipaksa untuk mengundurkan diri. Ia digantikan oleh Winston Churchill.

   Segera setelahnya, perang dimulai dengan dahsyatnya, dengan serangan udara Inggris ke Jerman (tanpa sepengetahuan Hitler) mengirimkan Rudolph Hess ke Inggris untuk menghubungi Lord Hamilton dan Churchill untuk mengatakan pada mereka bahwa jika mereka mau menandatangani perjanjian damai, jenderal-jenderal Jerman akan menyingkirkan Hitler dan memfokuskan kekuatan militer mereka untuk menghancurkan Komunis di Russia dan negara-negara Eropa lainnya.....




(Cheryl Jones) --Perang Dunia--

No comments:

Post a Comment